Kamis, 29 November 2012

MORFOLOGI, MORFEM, NOMINA DAN PRONOMINA


 
MORFOLOGI


MOrfologi adalah ilmu bahasa yang mempelajari seluk beluk kata serta fungsi perubahan-perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatikal maupun fungsi semantik (Ramlan, 1987: 21).
l  Morfologi adalah bidang linguistik yang mempelajari morfem dan kombinasi-kombinasinya; bagian dari struktur bahasa yang mencakup kata dan bagian-bagian kata yakni morfem (Kridalaksana, 1993: 51).
l  Morfologi adalah bagian dari tatabahasa yang membicarakan bentuk kata (Keraf, 1984: 51).
l  Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapatlah dinyatakan bahwa morfologi adalah bidang linguistik, ilmu bahasa, atau bagian dari tatabahasa yang mempelajari morfem dan kata beserta fungsi perubahan-perubahan gramatikal dan semantiknya.

MORFEM

l  Pengertian Morfem
l  Morfem adalah satuan gramatikal terkecil yang mempunyai makna (Chaer, 1994: 146).
l  Morfem adalah satuan bahasa terkecil yang maknanya secara relatif stabil dan yang tidak dapat dibagi atas bagian bermakna yang lebih kecil; misalnya (ter-), (di-), (pensil), dan sebagainya adalah morfem (Kridalaksana, 1993: 141).
l  Morfem adalah kesatuan yang ikut serta dalam pembentukan kata dan yang dapat dibedakan artinya (Keraf, 1984: 52).
l  Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapatlah disimpulkan bahwa morfem tidak lain adalah satuan bahasa atau gramatik terkecil yang bermakna, yang dapat berupa imbuhan atau pun kata.
l  Menurut Ramlan (1985) morfem dapat ditentukan berdasarkan enam prinsip yaitu sebagai berikut:
l  1) Satuan-satuan yang mempunyai struktur fonologis dan arti (leksikal) atau makna gramatikal) yang sama merupakan satu morfem, misalnya, satuan lihat dalam dilihat, melihat, penglihatan. Dengan demikian lihat merupakan morfem.
l  2) Satuan-stauan yang mempunyai struktur fonologis berbeda merupakan satu morfem apabila satuan-satuan itu mempunyai arti/makna yang sama, dan perbedaan satuan fonologisnya dapat dijelaskan secra fonologis. Sebagai contoh, mem-, men-, dan meng- dalam kata membawa, mendukung, menggali memiliki arti yang sama dan struktur fonologisnya dapat dijelaskan secara fonologis. Yaitu, satuan-satuan itu muncul karena mengikuti konsonan /b/, /d/, dan /g/.
l  Morf adalah anggota morfem yang belum ditentukan distribusinya. Misalnya/i/ pada kata kenai adalah morf; morf adalah ujud kongkret atau ujud fonemis dari morfem, misalnya men- adalah ujud konkret dari meN- yang bersifat abstrak (Kridalaksana, 1993: 141).
l  Alomorf adalah anggota morfem yang telah ditentukan posisinya. Misalnya, /ber/, /be/, dan /bel/ adalah alomorf dari ber-, seperti pada kata bernyanyi, bekerja, dan belajar; meN- mempunyai alomorf meng-, men-, me-, mem-, meny-, dan menge-, seperti pada kata-kata mengajak, menulis, melukis, membawa, menyapa, dan mengecat.
 
a. Klasifikasi Morfem
Chaer (1994: 151) mengklasifikasikan morfem sebagai berikut ini.
a. Berdasarkan kebebasannya, dibedakan adanya:
·         Morfem bebas, yaitu morfem yang tanpa kehadiran morfem lain dapat muncul dalam penuturan. Misalnya, bentuk pulang, makan, rumah, bagus, adalah termasuk morfem bebas.
·         Morfem terikat, aitu morfem yang tidak mempunyai potensi untuk berdiri sendiri dan yang selalu terikat dengan morfem lain untuk membentuk ujaran. Misalnya, bentuk juang, henti, gaul, dan semua bentuk afiks.

b.  Berdasarkan keutuhaannya, dibedakan adanya:
c.  Morfem utuh, yaitu morfem yang merupakan satu kesatuan yang utuh. Misalnya, meja, kursi, rumah henti, juang, dan sebagainya.
d.  Morfem terbagi, yaitu morfem yang merupakan dua bagian yang terpisah atau terbagi. Misalnya, pada kata satuan (satu) merupakan morfem utuh dan (ke-/-an) adalah morfem terbagi. Semua afiks dalam bahasa Indonesia termasuk morfem terbagi.

e.  Berdasarkan unsur pembentuknya, dibedakan adanya:
f.  Morfem segmental, yaitu morfem yang dibentuk oleh fonem-fonem segmental, seperti morfem (lihat), (lah) dan semua morfem yang berujud bunyi.
g.  Morfem suprasegmental , yaitu morfem yang dibentuk oleh unsur-unsur suprasegmental, seperti tekanan, nada, durasi, dan sebagainya. Contohnya, seperti dalam bahasa Cina, Burma, dan Tha.
  1. Berdasarkan maknanya, dibedakan adanya:
1. Morfem bermakna leksikal, yaitu morfem-morfem yang secara inher telah memiliki makna pada dirinya sendiri, tanpa perlu berproses dengan morfem lain. Misalnya, morfem-morfem seperti (kuda), (pergi), (lari), dan sebagainya adalah morfem bermakna leksikal. Morfem-morfem seperti itu sudah dapat digunakan secara bebas dan mempunyai kedudukan yang otonom dalam pertuturan.
2. Morfem tak bermakna leksikal, yaitu morfem-morfem yang tidak mempunyai makna apa-apa pada dirinya sendiri sebelum bergabung dengan morfem lainnya dalam proses morfologis. Misalnya, morfem-morfem afiks (ber-), (me-), (ter-), dan sebagainya.


Ujud Morfem
l  a. Kata, yaitu satuan bebas yang paling kecil; setiap satuan bebas adalah kata. Contohnya adalah rumah, perumahan, sekolah, mahasiswa, dan sebagainya.
l  b. Akar, yaitu dasar dari segala kata, baik berbentuk bebas maupun terikat yang telah memiliki makna. Misalnya, bentuk bebas seperti buku, rumah, cantik, dan sebagainya; bentuk terikat seperti kendara, juang, temu, dan sebagainya.
l  c. Afiks, yaitu bentuk terikat yang apabila ditempelkan pada bentuk lain akan mengubah makna gramatikalnya. Afiks mencakup prefiks, supiks, dan konfiks.
l  d. Klitik, yaitu satuan yang secara gramatikal tidak mempunyai kebebasan, tetap mempunyai makna leksikal meskipun tidak memiliki ciri-ciri sebagai akar atau kata, Klitik mencakup proklitik dan enklitik. Misalnya, proklitik: kutulis, kubaca, kutanya, dan sebagainya; enklitik: tulisanku, bukumu, suratnya, dan sebgainya.
l  Kata adalah kesatuan-kesatuan yang terkecil yang diperoleh sesudah sebuah kalimat dibagi atas bagian-bagiannya, dan yang mengandung suatu ide (Keraf, 1984: 53).



Nomina
l  2) Nomina tidak dapat dijadikan bentuk ingkar dengan tidak.
l  Kata pengingkarnya ialah bukan dan tidak pernah berkontras dengan tidak.
l  Contoh kalimat:
   Dia itu guru. harus dipakai kata bukan:
   Dia itu bukan guru.
l  kata benda atau nomina adalah kata-kata yang pada tataran frase tidak dapat dinegatifkan dengan kata tidak, melainkan dengan kata bukan, dapat diikuti kata itu, dan dapat mengikuti kata di atau pada sebagai aksisnya. Misalnya,     *tidak buku, bukan buku, buku itu, di buku, pada buku.

Pronomina
l  c. Pronomina
l  Jika ditinjau dari segi artinya, pronominal adalah kata yang dipakai untuk mengacu ke nomina lain. Nomina perawat diacu dengan pronominal dia. Bentuk-nya pada meja kakinya empat, mengacu ke kata meja. Jika dlihat dari segi fungsinya dapat dikatakan bahwa pronominal menduduki posisi yang umumnya diduduki oleh nomina, seperti subjek, objek, dan dalam macam kalimat tertentu-juga predikat.
l  3) Pronomina persona ketiga, yang bermakna tunggal adalah ia, dia, beliau, -nya. Yang bermakna jamak adalah mereka, -nya.



Selasa, 20 Maret 2012

PEMBAHASAN SOAL UN SOSIOLOGI



1. Sejak masa kanak-kanak Tuti dibimbing oleh ke-dua orangtuanya untuk bersikap baik dan benar dalam hal ini Tuti mendapat sosialisasi berupa ....
A. peningkatan keterampilan dan pengetahuan
B. pembentukan identitas diri
C. pembentukan kepedulian sosial
D. penanaman nilai dan norma sosial
          E. penolakan tindakan yang bersifat moral
Pembahasan:
Keluarga merupakan bentuk sosialisasi primer yang digunakan untuk penanaman nilai dan norma sosial (internalisasi).
Jawaban: D

PEMBAHASAN SOAL UN GEOGRAFI


1.   angin yang menyebabkan Indonesia mengalami musim kemarau adalah …
a.    angin siklon
b.    angin musim barat
c.    angin pasat
d.   angin musim timur
e.   angin antisiklon
Pembahasan :
Angin bertiup karena adanya perbedaan tekanan di satu tempat ke tempat lainnya. Pada waktu musim kemarau terjadi gerakan angin dari benua Australia yang bertekanan maksimum menuju benua asia yang memiliki tekanan minimum yang gerakannya disebut angin musim timur. Angin musim timur sedikit membawa uap air karena lebih banyak melalui daratan dan hanya melintasi lautan sempit, seperti laut arafuru, laut Timor, dan kepualauan Nusa tenggara. Jawaban D.

Senin, 19 Maret 2012

Pembahasan Soal Ekonomi


1.  Setelah lulus dari perguruan tinggi, Marwan mempunyai dua pilihan, memperdalam Bahasa Inggris dengan biaya Rp.7.000.000,- sebulan atau bekerja di kantor Akuntan dengan upah Rp.300.000,- per hari.  Marwan memilih untuk memperdalam Bahasa Inggris. Maka yang menjadi biaya peluangnya adalah....
A.  Rp300.000,00
B.  Rp2.000.000,00
C.  Rp7.000.000,00
D. Rp7.300.000,00
E.  Rp9.000.000,00

Pembahasan :
Biaya Peluang adalah biaya yang dikorbankan karena memilih alternatif lain. Marwan memilih untuk memperdalam bahasa Inggris dengan bayaran per bulan . Berarti yang menjadi biaya peluangnya adalah bekerja di kantor akuntan dengan upah Rp. 300.000,- per hari. Jadi, karena perbulan Rp. 300.000 dikalikan 30 ( 1 bulan ) = Rp. 9.000.000. Jadi jawabannya E


Kamis, 08 Maret 2012

PENGENDALIAN SOSIAL


Menurut Peter L. Berger:
Pengendalian sosial adalah berbagai cara yang digunakan masyarakat untuk menertibkan anggotanya yang menyimpang.
}  Pengertian pengendalian social
Pengendalian sosial mencakup segala proses yang direncanakan atau tidak, bersifat mendidik, mengajak, bahkan memaksa warga masyarakat untuk mematuhi norma dan nilai yang berlaku. Pengendalian sosial merupakan suatu cara untuk mengorganisasikan perilaku sosial dan kebudayaan. Sejak lahir sampai mati manusia senantiasa berada dalam pengendalian sosial. 

}  Fungsi Pengendalian Sosial:
·        Mempertebal keyakinan masyarakat terhadap norma sosial
·        Memberikan pujian kepada warga yang menaati norma
·        Mengembangkan rasa malu
·        Mengembangkan rasa takut
·        Menciptakan sistem hukum